Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berkomentar di blog yang kebetulan milik pasangan saya. Isi komentar itu adalah tentang kehidupan yang bisa di “undo atau pun redo”.

Saya berkomentar tentang kehidupan dengan mesin waktu sebagai penyempurna dari feature baru kehidupan. Yakni “undo dan redo”. Dimana kita bisa mengulangi masa yang telah lewat untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu tersebut dan atau mempercepat masa untuk melihat keberhasilan kita di masa yang akan datang.

Tetapi ternyata dunia tidak atau belum menyediakan perangkat keras mesin waktu dengan feature tersebut. Sangat disayangkan memang, tetapi memang lebih baik tidak ada.

Tepatnya beberapa jam yang lalu, kira-kira pukul 9 malam tadi. Sebuah kesalahan besar telah saya perbuat. Dimana saya tanpa sengaja menghapus beberapa file pekerjaan yang masih dalam proses penyelesaian. Tiga buah file digital imaging lengkap dengan lay out jadi ditambah beberapa doodling serta wordling dari beberapa konsep untuk pekerjaan yang lain.

Tanpa sengaja di akhir minggu yang seharusnya bisa saya nikmat dengan sangat tenang dan menurunkan kapasitas adrenalin yang telah penuh dalam seminggu ini, ternyata justru membludak dan tumpah ruah bersama emosi yang tertahan sehingga “menghangatkan” sendi-sendi dan ruas-ruas kepala. Pada akhirnya saya hanya bisa mengelus dada dan mengambil nafas panjang memikirkan tentang feature “undo”.

Berharap dengan feature baru yang dimiliki teknologi sekarang, recovery data…

Dan seperti yang dikatakan oleh pasangan saya untuk menenangkan saya, “life can’t be undo but it can fix”.

And bro… I’ll fix it… Just give me a time.